JAKARTA,TVBERITANEWS.COM - Pizza adalah makanan khas Italia yang menjadi favorit masyarakat di seluruh penjuru dunia. Jika Italia punya Pizza, maka Indonesia punya martabak yang tidak kalah enaknya.Lalu, bagaimana ya jika kedua makanan tersebut disatukan? Adalah Annida'ul Islamiyah, arek Malang yang berhasil membuat inovasi martabak pizza atau disebut dengan marpizza. Sesuai namanya, marpizza adalah martabak telor, tapi dikemas dalam tampilan bak pizza, lengkap dengan topping sosis dan keju mozarella.
"Marpizza Genida merupakan usaha kuliner inovasi dari martabak telor pizza, yang berbeda dari martabak pada umumnya," kata Annida'ul kepada tim detikcom belum lama ini.
Sayangnya, perjalanan Annida'ul untuk membangun bisnis kuliner tidak mudah. Dia harus melewati banyak tantangan. Kala itu, dia memulai usaha dengan peralatan seadanya yang dipinjam dari saudara. Bahkan, usahanya sempat tutup karena kurangnya riset pasar.
"Karena memang bisnis itu ternyata nggak boleh sembarangan, harus riset dulu, belajar. Tutuplah setahun nggak lanjut alias gulung tikar," tuturnya.
Nggak lama setelah itu, Annida'ul mengalami kecelakaan cukup parah yang menyebabkan kakinya patah. Mau tidak mau, dia harus beristirahat selama 3 bulan. Setelah itu dia mencoba bangkit lagi. Dengan kondisi kaki yang masih belum pulih, Annida'ul nekat ikut lomba bisnis plan yang digelar oleh kampus.
"Sharing sama dosen juga. Alhasil ketemulah nama Marpizza Genida karena katanya 'produk kamu itu beda, kayak martabak tapi bukan kayak martabak pada umumnya. Ya, bener juga sih. Akhirnya langsung browsing cari referensi lain. (Cari) ide baru, biar nemu value yang jelas dari produk. Lanjut bikin proposal. Alhamdulillah juara, dan banyak yang ngakuin enak," tuturnya.
Usaha tidak mengkhianati hasil. Annida'ul keluar sebagai juara. Hadiah yang didapat sepenuhnya ia gunakan sebagai modal untuk membesarkan usaha 'Marpizza Genida'.
"Semua dikumpulin buat modal dari 0 buka Marpizza Genida tanpa mau ngerepotin orang tua. Karena dasarnya emang saya suka banget jualan dan pingin punya usaha sendiri. Kemudian tabungan tadi buat bikin meja, beli kompor, dan lainnya. Desain banner, katalog, kemasan semua dikerjakan sendiri juga sampai sekarang, biar hemat budget, karena ya memang masih budget pas-pasan," katanya.
Saat usaha mulai berkembang, lanjut dia, pandemi justru datang. Kondisi serba sulit saat pandemi sempat membuat usaha kulinernya mengalami penurunan yang cukup tajam. Pernah dalam 1 bulan, dia hanya menjual 2-3 porsi martabak pizza.
"Sebulan pernah hanya laku 2-3 porsi saja, bahan baku seperti daun pre, kulit, telor, acar juga sering rusak karena belum ada pembeli. Tapi saya terus berusaha untuk bertahan," katanya.
Dia pun memutar otak, kemudian menggencarkan strategi penjualan melalui platform digital. Selain itu, Annida'ul juga mengoptimalkan promosi lewat media sosial, seperti Instagram, Facebook, hingga TikTok.
Tidak hanya itu saja, Annida'ul mengikuti berbagai program pelatihan. Salah satunya program Kembangkan Bisnis Kulinermu yang merupakan persembahan dari detikcom dan Kraft Heinz Food Service. Dengan harapan bisnis kulinernya bisa bangkit kembali.
"Sangat-sangat berkesan sekali dengan pemateri yang hebat dan pembawaan yang santai dan mudah dipahami, yang paling menarik sih waktu pembicara dari owner Kebab Baba Rafi. Banyak ide marketing yang bisa ditiru, dari bittersweetbynajla juga menarik," ujarnya.
"Harapan saya setelah mengikuti program ini saya bisa mendapatkan relasi baru. (Serta) produk saya jadi ikutan laris seperti para pembicara di webinar ini, dan semangat lagi untuk berwirausaha," tandasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar