TVBERITANEWS.COM, Jakarta - Rokok elektronik atau vape dianggap lebih minim risiko kesehatan dibandingkan rokok. Hal itu pula yang membuat orang beramai-ramai beralih menggunakan vape.
Benarkah demikian?
Faktanya, tidak. Vape sama berbahayanya dengan rokok. Mengutip laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, vape meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi langka bernama popcorn lung.
Vape meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kesehatan yaitu popcorn lung.
Apa gejala popcorn lung?
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan menyebut popcorn lung adalah kondisi saluran udara di paru-paru yang mengecil hingga menyebabkan batuk dan napas pendek.
Menghirupnya dalam waktu lama bisa menyebabkan bronchiolitis obliterans yang dikenal juga dengan sebutan popcorn. Popcorn lung adalah kondisi medis langka yang merusak bronkiolus, saluran udara terkecil di paru-paru.
Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Harvard University menemukan, 39 dari 51 merek rokok elektrik mengandung diasetil. Studi juga menemukan dua bahan kimia berbahaya yang mirip--pentanedion dan asetoin--ditemukan pada 23 dan 46 dari 51 rasa yang diuji.
Paru-paru popcorn mendapatkan namanya dari bahan kimia yang disebut diacetyl, yang dulunya biasa digunakan untuk memberi produk makanan, seperti popcorn, rasa yang kaya mentega. Padahal, kondisi itu pertama kali diidentifikasi di antara pekerja pabrik popcorn yang menghirup bahan kimia di tempat kerja.
Popcorn lung juga dikenal sebagai bronkiolitis obliterans, atau bronkiolitis konstriktif. Paru-paru popcorn dapat disalahartikan sebagai kondisi berbeda yang disebut bronchiolitis obliteransorganizing pneumonia (BOOP).
Lalu apa saja gejala popcorn lung?
Gejala biasanya terjadi dalam 2 hingga 8 minggu setelah infeksi atau paparan bahan kimia dan perlahan memburuk selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Beberapa orang mungkin mengembangkan paru-paru popcorn setelah operasi transplantasi, tetapi mungkin perlu waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk berkembang.
Sekalipun terdengar seperti nama camilan, cuma tak hal menyenangkan soal popcorn lung. Ada beberapa gejala popcorn lung yang harus diwaspadai.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan bisa bertahan lama.
Mengutip Medical News Today, gejala popcorn lung bisa terjadi 2-8 pekan setelah terpapar. Gejalanya bisa berupa sesak napas serta batuk menerus yang bersifat progresif dan kering.
Gejala akan muncul secara teratur. Penyakit ini bersifat kronis.
Ada juga sejumlah gejala popcorn lung yang ditemukan dalam beberapa kasus, di antaranya:
- flu dan demam,
- kelelahan tiba-tiba dan tanpa alasan,
- penurunan berat badan,
- mengi,
- iritasi mata, kulit, mulut, atau hidung jika disebabkan oleh paparan bahan kimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar